Assalamualaikum Wr.wbHai sobat ketemu lagi nih .. masih dalam cerita KETIKA CINTA BERBUAH SURGA Karya Habiburrahman El Shirazy yang sangat inspiratif ini
kali saya akan menulis ceritanya yang berjudul MASUK SURGA DAN MASUK NERAKA KARENA SEEKOR LALAT. Baca dengan teliti ya sobat.

IMAM THARIQ bin Syihab pernah berkata dalam majelis pengajiannya, "Ada orang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada pula yang masu.k neraka karena seekor lalat."

Tak ayal, kaum muslimin yang hadir dalam pengajiannya itu terperanjat mendengar perkataan Imam Thariq Bin Syihab.  Meraka penasaran.

"Bagaimana hal itu bisa terjadi?" tanya mereka serempak.

Lalu Imam Thariq Bin Syihab menuturkan sebuah kisah indah, "Ada dua orang melakukan pengembaraan. suatu hari, mereka memasuki daerah yang didiami oleh sebuah kaum yang menyembah berhala.
Kaum itu memiliki berhala yang disembah dan dikeramatkan. orang yang melewati daerah mereka, harus memberikan korban sebagai sesembahan untuk berhala itu.
jika tidak mau memberikan korban, maka mereka tidak akan dibiarkan keluar dari daerah itu dalam keadaan hidup.
Dua oran itu pun mengalami hal yang sama. Mereka harus memberikan sesembahan pada berhala. Lelaki pertama sangat takut pada kematian. karena dia tidak memiliki apa-apa, akhirnya dia menangkap seekor lalat dan memberikaannya pada berhala itu sebagai sesembahan.
Sedangkan lelaki yang kedua, tetap teguh memegang akidahnya. dia tidak mau berkorban pada berhala itu, meskipun dengan seekor lalat. dia memilih untuk taat pada ajaran agamanya ; berkorban hanya
sedangkan memberikan sesembahan  pada berhala, -meskipun hanya dengan seekor lalat- adalah perbuatan menyekutukkan Allah. itu adalah dosa paling besar. akhirnya, dia dibunuh. dia mati syahid mempertahankan akidahnya dan masuk surga.

Adapun lelaki yang satunya, akhirnya meneruskan pejalanan. Namun naas, baru berjalan beberapa puluh langkah, ditengah padang pasir dia digigit ular beribisa dan akhirnya mati. namun, dia mati dalam keadaan musyrik (menyekutukan Allah). dia masuk neraka karena menyekutukan Allah, dengan mempersembahkan seekor lalat pada berhala.


boleh dilakukan     jika sesuai dengan syariat, yaitu korban idul adha yang dilakukan ikhlas karena Allah.
Assalamualaiakum Wr.Wb
Hai Sobat kali saya akn melanjutkan cerita dari novel KETIKA CINTA BERBUAH SURGA karya Habiburrahma El Shirazy
kali ini adalah cerita no 2 yaitu Pahala Takut Kepada Allah.

                                             PAHALA TAKUT KEPADA ALLAH

Dalam sebuah Hadist Qudsi, ada riwayat mengenai balasan yang di berikan Allah kepada orang yang takit kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda. "Ada seorang lelaki yang tidak pernah berbuat kebajikan sama sekali. Lelaki itu berwasiat kepada keluarganya, Jika aku mati, maka bakrlah aku hingga lumat menjadi abu.Kemudian, taburkanlah sebagian abu itu di daratan, dan sebagian lagi di laut. Demi Allah, jika Allah menghisabku, pasti dia akan mengazabkudengan azab yang tidak pernah ditimpakkan kepada seoranpun di alam semesta ini!"

Tatkala lelaki itu meninggal, keluarganya melaksanakan apa yang telah dia wasiatkan kepada mereka. Lalu, Allah memerintahkan daratan untuk mengumpulkan abu yang disebar didaratan itu dan memerintahkan lautan untuk mengumpulkan debu yang disebar dilautan itu.

Kemudian, Allah SWT bertanya kepada lelaki itu (Setelah dihidupkan kembali), 'mengapa kau lakukan ini?'
 
Lelaki itu menjawab, 'karena aku tekut kepada-Mu Tuhanku, dan Engkau lebih tahu itu.'

Allah SWT lalu mengampuninya."

Kisah dalam Hadist Qudsi ini begitu menggelitik dan penuh hikmah. Seseorang yang selalu berbuat maksiat dan tidak pernah beramal shalih sedikit pun,  masih memliki rasa takut kepada Allah SWT. Keagungan Allah ada didepan matanya, sehingga ia takut akan hisab dan azab Allah atas perbuatannya didunia.

Ketakutannya ini membuatnya berwasiat bodoh. Setelah mati, dia ingin mayatnya dibakar dan abunya disebar didaratan dan lautan. Dengan begitu, dia berharap tidak akan bisa dihisab oleh Allah SWT.
Dia ingin selamat dari azab Allah SWT.

Hikmah yang dapat diambil dari kisah tadi adalah, sekecil apapun keimanan dalam dada seseorang (yaitu keyakinan akan adanya Allah, Hisab dan keadilan Allah) dapat mendatangkan ampunan dan rahmat Allah SWT. Bagaimana jika rasa takut kepada Allah itu dihadirkan setiap saat dengan disertai amal shalih?
Tentu, pahala yang disediakan Allah, akan lebih besar dan agung.

Didalam Al-Quran, Allah SWT telah berfirman dan memberikan kabar gembira, "Dan adapun orang-orang yang takut kepada keagungan Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,  maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya)." (QS an-Naazi'aat [79]: 40-41).